Ø
Perbedaan
Penjelasan
|
Agama Buddha
|
Agama Tao
|
Agama Konfusius
|
Berpedoman pada :
|
Sidharta Gotama
|
Laozi
|
Ajaran Konfusius
|
Kitab Suci
|
Tripitaka
|
Dao De Jing
|
Shi Shu Wu Jing
|
Tempat Ibadah
|
Vihara/Cetiya
|
Kelenteng,kuil, Tao Kwan, Miao, Gong
|
Li Dhang
|
Ajaranya
|
Adanya jalan tengah untuk mencapai
nibbana dan segala sesuatu dapat diterangkan secara realitis
|
Pencapaian Kesempurnaan seseorang
didapat berkat dari latihan dan pengelolhan batin hanya dikaitkan dengan
pelupaan diri serta penggabungan di alam semesta
|
Manusia hendaknya bertingkah laku
secara manusiawi, yaitu dapat mendapat kebahagian, kesenangan, bahkan marah
dan sedih.
|
Ø
Persamaan
Mengajarkan pandangan etika moral,
mengajarkan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa yang tidak berkepribadian, tidak
melibatkan diri dalam social yang sulit, menekankan kelemah lembutan untuk
mengurus, mengatur dan berhadapan dengan dunia ini. Inti dari ajaranya
sama-sama membuat manusia yang bijaksana
Ø
Tionghoa selalu identik dengan Buddha dan
konghucu
Karena awal mulanya Buddha dan konghucu
berada di tiongkok tersebut selalu mengadopsi budaya setempat. Dan pada saat di
Indonesia budaya orang tionghoa dengan budaya dari agama Buddha dan Konghucu
hamper mirip, seperti adanya altar untuk
para dewa, menggunakan hio,dan sebgainya, sehingga tak heran jika banyak orang
beranggapan bahwa orang tionghoa selalu memiliki agama Buddha atau konghhucu
Ø
Perlukah Konghucu menjadi agama
Menurut kelompok kami perlu, karena pada
dasarnya cara pelaksanaan adat agama Buddha dengan konghucu berbeda. Konghucu
lebih menekankan kepada para dewa, mengagungkan para dewa.
Menurut pendapat say pribadi, Konghucu merupakan suatu aliran filsafat yang lahir pada th 551 SM tetapi mendasarkan diri pada tulisan-tulisan thn 2998 SM. Kog Xi mendirikan banyak perpustakaan sebagai sarana bagi rakyat pada waktu itu untuk mempelajari ilmu.
BalasHapusMenurut beberapa sumber, Konghucu sebagai agama hanya terdapat di Indonesia dan beberapa negara lain dalam kelompok kecil. Apa yang ada dalam Konghucu adalah suatu sinkretisme atau perpaduan antar filsafat, confusianisme, dan budaya China. Salah satu contohnya adalah perayaan Imlek yang dirayakan di China sebagai bagian dari budaya, dan kemudian diambil oleh Konghucu sebagai perayaan keagamaan.
Secara praktis tidak ada ritus upacara keagamaan. Doa juga dilaksanakan sendiri-sendiri tanpa ada yang menjadi "imam" untuk memimpin upacara.
Dalam kegiatan tahunan imlek (Cap Go Meh) tidak terlihat upacara doa atau sejenisnya. Yang ada hanyalah pembacaan matra bagi tatung yang akan memperlihatkan ilmu kanuragannya selama festival berlangsung.
Jadi menurut pendapat saya pribadi, memang agak aneh bila budaya ini dilihat sebagai suatu lembaga keagamaan. Karena praktek pemujaan di "tempat ibadah" sebetulnya mengikuti tradisi nenek moyang. Bila hal ini disejajarkan dengan budaya di Indonesia, misalnya kejawen, harusnya kejawen juga dianggap sebagai agama. Tetapi nyatanya Indonesia tidak mengakui kejawen sebagai agama.
Hanya sekian ulasan pandangan pribadi saya.
Setuju
Hapus